10 Bencana Alam Terdahsyat di Indonesia 2004 – 2018

Indonesia salah satu negara paling rawan bencana alam. Berbagai bencana besar pernah melanda negeri ini. Beberapa diantaranya tercatat sebagai bencana alam terdahsyat di dunia.

Secara geografis Indonesia terletak di atas lempeng tektonik yang berpotensi menimbulkan gempa. Di Indonesia juga terdapat lebih dari 129 gunung berapi aktif yang bisa meletus sewaktu-waktu. Kondisi ini menempatkan negeri ini dalam bayang-bayang bencana besar.

Berikut ini 10 bencana alam terdahsyat yang pernah terjadi di Indonesia, dilihat dari banyaknya korban jiwa.

  1. Gempa Palu / Donggala, Sulawesi Tengah 2018

Korban : > 1.649 tewas, >600 luka, > 100 hilang, >16.000 mengungsi)

Tanggal : Jumat, 28 September 2018
Magnitude : 6.0 – 7.4 (multiple)

Gempa bumi pada Jumat tanggal 28 September 2018 ini terjadi beberapa kali (multiple), dan yang paling kuat sebesar 7.4 M pukul 18.02 WITA waktu setempat (17.02 WIB.

Gempa bumi ini diikuti gelombang tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi bagian utara.

Pusat gempa bumi (episentrum) berada di darat, sekitar Kecamatan Sirenja, 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km.

Gempa bumi terjadi karena pergeseran sesar mendatar dari sesar Palu-Koro yang membentang dari utara-barat laut ke selatan-tenggara di sepanjang pegunungan Sulawesi Tengah.

Sesar Palu-Koro termasuk sesar yang paling aktif, laju pergerakan di sepanjang Sesar Palu-Koro diperkirakan berada di kisaran 30-40 mm per tahun.

Guncangan gempa bumi dirasakan di kawasan Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Mamuju bahkan hingga Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar.

Gempa memicu tsunami hingga ketinggian 1,5 sampai dengan 11 meter di Kota Palu dan Donggala serta sekitar pesisir pantainya.

Namun tsunami terjadi bukan akibat gempa, tetapi akibat longsornya tebing-tebing di bawah laut di sepanjang Teluk Palu tersebut.

Teluk Palu sangat dalam, dasarnya seperti palung yang konturnya di dalam laut mirip tebing yang curam, lalu akibat getaran gempa yang kuat, maka tebing-tebing bawah laut longsor dan menyebabkan gelombang tsunami yang bertubi-tubi.

Gelombang tsunami terjadi beberapa kali karena berada di dalam Teluk Palu yang tertutup dan dalam, hal itu membuat gelombang tsunami tak mudah keluar teluk, melainkan berada di dalam teluk dan membuat pantulan ke pantai berkali-kali yang membuat terjadinya tsunami yang juga bertubi-tubi.

Korban pada gempa dan tsunami 8 September 2018, lebih dari 1.649 tewas, 600 lebih luka, 100 hilang, dan lebih 16.000 mengungsi.

Banyaknya korban jiwa, selain karena gelombang tsunami, juga akibat muncul gejala liquefaction atau likuifaksi (pencairan tanah) yang terjadi beberapa saat setelah puncak gempa terjadi dan memakan banyak korban jiwa dan material.

Daerah paling parah karena likuifaksi tanah adalah daerah Petobo, Balaroa dan daerah Jono Oge.

Semua bangunan di ketiga daerah tersebut terseret tanah berlumpur hingga sejauh kurang lebih dua kilometer, selain itu akibat likuifaksi banyak bangunan rumah yang terkubur atau tersedot ke dalam tanah.

Daerah Palu dan sekitarnya sudah mengalami beberapa kali bencana gempa dan tsunami. Yang tercatat di era modern diantaranya pada 1 Desember 1927, 30 Januari 1930, 14 Agustus 1938, 1 Januari 1996, 11 Oktober 1998, 24 Jamuari 2005, 17 November 2008, 10 Agustus 2012, 12 Januari 2015, dan 28 September 2018 ini.

  1. Gempa Lombok (2018)

Rentetan gempa di Lombok pertama kali dirasakan pada tanggal 29 Juli 2018, berkekuatan 6,4 skala richter. Sejak itu, terjadi rentetan gempa susulan dengan skala kecil hingga besar. Sampai kabar ini ditulis gempa di Lombok belum benar-benar berakhir, korban jiwa tercatat telah mencapai 515 orang.

  1. Gempa Pulau Bali 1917

Korban : +1500 (minimal)

Tanggal : 20 Januari 1917
Magnitude : 6.6

Pada tanggal 21 Januari (atau 20 Januari pukul 23:11 UTC) Gempa di Bali terjadi pada pukul 06:50 waktu setempat.

Magnitudo diperkirakan sebesar 6,6 Skala Richter pada gelombang permukaan, dan memiliki intensitas yang dirasakan maksimal Level IX (kekerasan) skala intensitas Mercalli.

Gempa yang kuat ini menyebabkan tanah longsor dan mengakibatkan kerusakan luas di seluruh Bali, terutama di bagian selatan pulau.

Karena gempa ini memicu banyaknya tanah longsor maka menyebabkan 80% dari 1.500 korban tewas disebabkan longsoran tanah yang menimbun desa-desa.

4. 2014

Selama tahun 2014, tercatat terdapat 1.525 kejadian bencana, yang menyebabkan 566 orang tewas, 2,66 juta jiwa mengungsi dan menderita, lebih dari 51 ribu rumah rusak, dan ratusan bangunan umum rusak. Kerugian ekonomi mencapai puluhan trilyunan rupiah. Bencana alam meliputi kebakaran hutan dan lahan, banjir, banjir bandang dan longsor. 99 persen bencana di Indonesia selama 2014 adalah bencana hidrometeorologi. Puting beliung adalah jenis bencana yang paling dominan selama 2014 yaitu 496 kejadian, kemudian banjir (458) dan longsor (413). Walaupun puting beliung adalah bencana yang paling banyak terjadi selama 2012-2014, namun longsor adalah bencana paling mematikan. Pada tahun 2014, 60 persen (343 jiwa) dari dari total korban meninggal akibat bencana adalah disebabkan longsor. Konsentrasi bencana terbanyak adalah di Provinsi Jawa Barat (290 kejadian), Jawa Tengah (272), Jawa Timur (213), Aceh (51), dan Sumatera Selatan (480). Dilihat dari sebaran kab/kota, maka paling banyak ada di Bogor (37), Bandung (31), Sukabumi (29), Garut (26), dan Cianjur (23).[4][5]

  • 13 Februari: Gunung Kelud meletus di Jawa Timur
  • Januari: Gunung Sinabung meletus di Sumatera Utara
  1. 2010
  • 26 Oktober: Gunung Merapi meletus di Jawa Tengah, memaksa lebih dari 100.000 orang dievakuasi dan menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal.
  • 25 Oktober: Gempa 7.7 SR dirasakan di sebelah barat Sumatera Barat. Alaram tsunami yang tidak berbunyi menyebabkan lebih dari 400 orang meninggal di Kepulauan Mentawaidan lebih dari 15.000 orang kehilangan tempat tinggal. Puluhan orang masih tidak ditemukan.[6]
  • 4 Oktober: Banjir melanda Wasiordi Papua Barat menyebabkan sedikitnya 148 orang meninggal.
  • 23 Februari: Sedikitnya 85 orang meninggal atau hilang setelah terjadi tanah longsor di dekat Bandung
  1. Gempa Sumatera Barat (2009)

Gempa Sumatera Barat terjadi pada tanggal 30 September 2009. Gempa berkekuatan 7,3 skala richter ini berpusat di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km arah barat laut Kota Padang. Dalam peristiwa ini tercatat 1.117 orang tewas.

  1. 2007
  • 26 Desember : Lebih dari130 orang meninggal dalam banjir dan tanah longsor di Jawa.
  • Juli: Lebih dari130 orang meninggal dalam banjir dan tanah longsor di Sulawesi.
  • 6 Maret: Gempa bumi Sumatera menyebabkan sedikitnya 73 orang meninggal.
  • 1 Februari: Banjir Jakarta menyebabkan sedikitnya 80 orang meninggal.
  1. 2006
  • 24-29 Desember: Lebih dari 300 orang hilang atau meninggal setelah terjadi banjir di Sumatera, yang menyebabkan 350.000 kehilangan tempat tinggal.
  • 17 Juli: 650 orang meninggal di Jawa setelah gempa bumi di dasar laut menyebabkan terjadinya tsunami.
  • 20-24 Juni: banjir di Sulawesi menyebabkan sedikitnya 350 orang meninggal atau hilang, dan 13.000 kehilangan tempat tinggal.
  • 28 Maret: Gempa bumi sebesar 8.6 SR mengguncang Nias dan menyebabkan sedikitnya 900 orang meninggal.

Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa tektonik berkekuatan 6,2 skala richter mengguncang wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gempa tersebut menelan korban jiwa 6.234 orang, merusak berbagai bangunan dan situs bersejarah.

  1. Gempa Pulau Nias, Sumatera Utara 2005

Korban : 1.346

Tanggal : 28 Maret 2005
Magnitude : 8.6

Gempa Bumi Sumatera 2005 terjadi pada pukul 23.09 WIB pada tanggal 28 Maret 2005.

Pusat gempanya berada di kordinat 2° 04′ 35″ U 97° 00′ 58″ T, 30 km di dasar Samudra Hindia, sejauh 200 km sebelah barat Sibolga, di lepas pantai Pulau Sumatera, atau 1.400 km barat laut Jakarta, sekitar setengah jarak atau antara dua pulau, yaitu Pulau Nias dan Pulau Simeulue.

Catatan seismik memberikan angka 8,7 skala Richter (BMG di Indonesia mencatat 8,2) dan getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya. Dengan kekuatan sebesar 8,7 SR, gempa ini merupakan gempa Bumi terbesar kedua di dunia sejak tahun 1964.

Segera setelah terjadi, muncul peringatan akan kemungkinan datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi. Gempa ini kemungkinan terpicu oleh gempa sebelumnya pada bulan Desember 2004, yaitu gempa Bumi Samudra Hindia 2004 (pada point urut #1).

  1. Tsunami Aceh (2004)

Tsunami Aceh terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Tsunami dipicu oleh gempa berkekuatan 9,3 skala richter yang terjadi di kedalaman 30 km dibawah dasar laut, berjarak sekitar 100 km dari pantai Barat Aceh. Gempa tersebut menyebabkan gelombang tsunami setinggi 9 meter yang menyapu wilayah yang berhadapan langsung dengan samudera Hindia.

Bencana tersebut menewaskan lebih dari 220 ribu jiwa hanya di Indonesia saja. Korban juga berjatuhan di Semenanjung Malaysia, Thailand, India, Srilangka, dan beberapa tempat di pantai Timur Afrika. Secara total diperkirakan ada lebih dari 280 ribu korban jiwa.

http://bnpb.cloud/dibi//tabel1b

http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/monthly

https://www.bps.go.id/dynamictable/2017/08/03/1260/jumlah-penduduk-miskin-menurut-kabupaten-kota-2015—2017.html

http://bappeda.jatengprov.go.id/satudata/tematik/data/19994

 

Leave a comment